Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rangkuman Materi PAI Kelas 7 Bab 13 Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf


Hidup jadi lebih damai dengan ikhlas, sabar, dan pemaaf tentunya sangat penting untuk kita ketahui, entah yang bersifat spontanitas maupun ilmiah. Kita dari semenjak Tk telah diajarkan bagaimana agar kita selalu memiliki sikap damai dengan ikhlas, sabar dan pemaaf, bahkan pasti diajarkan dari dini.





Pada artikel yang satu ini, kami suguhkan rangkuman hidup jadi lebih damai dengan ikhlas, sabar, dan pemaaf. Disini menemukan banyak informasi yang terdapat pada buku Kemendikbud RI keluaran resmi dan pemerintah.






Renungkanlah





Kita semua dapat lebih sabar, ikhlas, dan menjadi pemaaf di saat kita diuji oleh Allah Swt. dengan berbagai hal yang menyenangkan. Ujian kesulitan, kehilangan, kekurangan, musibah penyakit, atau kemiskinan adalah perkara biasa yang dihadapi oleh manusia selama hidup di dunia ini.





Mari Membaca Al-Quran





a. Membaca Al-Quran





  1. Membaca Q.S. an-Nisa/4: 146




اِلَّا الَّذِيْنَ تَابُوْا وَاَصْلَحُوْا وَاعْتَصَمُوْا بِاللّٰهِ وَاَخْلَصُوْا دِيْنَهُمْ لِلّٰهِ فَاُولٰۤىِٕكَ مَعَ الْمُؤْمِنِيْنَۗ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللّٰهُ الْمُؤْمِنِيْنَ اَجْرًا عَظِيْمًا – ١٤٦





  1. Membaca Q.S. al-Baqarah/2: 153




يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ – ١٥٣





  1. Membaca Q.S. Ali-Imran/3: 134




الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ – ١٣٤





b. Memahami Hukum Bacaan Nμn Sukμn/Tanwin)





Apabila ada nμn Sukμn/tanwin berhadapan dengan huruf hijaiyyah, ada empat hukum bacaannya, yaitu i«zhar (bacaan jelas), ikhfa (bacaan samar), idgham (bacaan lebur), dan iqlab (bacaan beralih).





Secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut.





  1. Izhar, yaitu apabila nμn Sukμn/tanwin berhadapan dengan salah satu dari huruf Alif, Ha’, ‘ain, ha, gain, kha, : maka nμn Sukμn/tanwin tadi dibaca jelas.
  2. Ikhfa, yaitu apabila nμn Sukμn/tanwin berhadapan dengan salah satu dari huruf Tta, tsa, jim, dal, dzal, zai, sin, syin, shad, dhad,tha, dho, fa, qaf, kaf maka nμn Sukμn/ tanwin tadi dibaca samar.
  3. Idgam, yaitu apabila nμn Sukμn/tanwin berhadapan dengan salah satu dari huruf maka nμn Sukμn/tanwin tidak dibaca (dilebur ke huruf-huruf tersebut).
  4. iqlab, yaitu apabila nμn Sukμn/tanwin berhadapan dengan huruf: maka nμn Sukμn/tanwin dibaca beralih menjadi m.




c. Menerapkan Hukum Bacaan Mim Sukun





Jika terdapat mim sukun  bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah, maka hukum bacaannya dibagi menjadi 3 macam, yaitu





  1. Ikhfa` syafawi
  2. Izgam mimi
  3. Izhar syafawi




Untuk memahaminya secara lebih rinci, pelajarilah uraian berikut:





1. Ikhfa` Syafawi





Suatu lafaz mengandung bacaan ikhfa’ syafawi apabila terdapat mim sukun  bertemu dengan huruf ba. 





Adapun cara membacanya adalah bunyi mim sukun dibaca samar-samar di bibir dan berdengung.





2. Idgam Mimi





Suatu lafaz mengandung bacaan idgam mimi atau idgam misli apabila mim sukun  bertemu dengan huruf mim 





Adapun cara membacanya adalah mim sukun dimasukkan atau digabungkan dengan





mim di depannya dan berdengung.





3. Izhar Syafawi





Suatu lafaz mengandung bacaan bacaan izhar syafawi apabila ada mim sukun





bertemu dengan salah satu dari 26 huruf hijaiyah.





Adapun cara membacanya adalah bunyi mim sukun dibaca jelas dengan bibir tertutup.





d. Mengartikan Q.S. an-Nisa/4:146/ Q.S. al-Baqarah/2: 153/ Q.S. ali-Imran/3: 134





Arti Q.S. an-Nisa/4: 146





1). Arti Mufradat (arti kata/kalimat)





LafalArtiLafalArti
اِلَّا الَّذِيْنَ kecuali orang- orangفَاُولٰۤىِٕكَmaka mereka
تَابُوْاyang bertobatمَعَ الْمُؤْمِنِيْنَۗ bersama orangyang beriman
وَاَصْلَحُوْا yang memperbaikidiriوَسَوْفَdi atas
وَاعْتَصَمُوْا berpegang teguhيُؤْتِ اللّٰهُ Allah akanmemberikan
بِاللّٰهِ agama Allah Swtاَجْرًا عَظِيْمًا pahala yang besar
وَاَخْلَصُوْا دِيْنَهُمْ dengan tulus dalamberagama




2) Arti Q.S. an-Nisa/4: 146





“Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar. (Q.S. an-Nisa/4: 146)





Arti Q.S. al-Baqarah/2: 153





1. Arti Mufradat (arti kata/kalimat)





LafalArtiLafalArti
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْن  wahai orang-orangبِالصَّبْرِ dengan sabar dan salat
اٰمَنُواorang yang berimanاِنَّ اللّٰهَ sesungguhnya Allah Swt.
اسْتَعِيْنُوْا mohonlah pertolonganمَعَ الصّٰبِرِيْنَ beserta orang-orang yang sabar




  1. Arti Q.S. al-Baqarah/2: 153




“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Alah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S. al-Baqarah/2: 153





3. Arti Q.S. ali-Imran/3: 134





1. Arti Mufradat (arti kata/kalimat)





LafalArtiLafalArti
الَّذِيْنَ orang-orangالْغَيْظَ amarah
يُنْفِقُوْنَ yang menafkahkanhartaوَالْعَافِيْنَ,dan orang yang memaafkan
فِى السَّرَّۤاءِ di waktu lapangعَنِ النَّاسِۗ atas manusia
وَالضَّرَّۤاءِ dan di waktu sempitوَاللّٰهُ dan Allah Swt
وَالْكَاظِمِيْنَ dan orang yang menahanالْمُحْسِنِيْنَۚ mencintai orang yang berbuat baik




  1. Arti Q.S. ali-Imran/3:134




“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Q.S. ali-Imran/3: 134





Mari Memahami Al-Quran





1. Kandungan Q.S. an-Nisa/4:146 serta Hadis Terkait





Kandungan Q.S. an-Nisa/4: 146 menjelaskan tentang keikhlasan amal seseorang. Ikhlas merupakan syarat mutlak diterimanya amal. Perhatikan firman Allah Swt. berikut.





وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ – ٥





“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan ¡alat dan menμnaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (Q.S. al-Bayyinah/98: 5)





“Dari Ibnu Mas’ud r.a, Rasulullah saw.. bersabda: “Tiga hal yang tidak boleh hati seorang mukmin iri terhadapnya: ikhlas dalam beramal, memberi nasihat kepada pemimpin, dan melanggengkan kebersamaan dengan jamaah.” (H.R. Ahmad).





Allah Swt. berfirman:





فَادْعُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكٰفِرُوْنَ – ١٤





 “Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya).’ (Q.S. al-Mukmin/40:14)





2. Kandungan Q.S. al-Baqarah/2:153 serta Hadis Terkait





Kandungan Q.S. al-Baqarah/2:153 menjelaskan orang-orang yang sabar. Sesungguhnya Allah Swt. Beserta orang-orang yang sabar. Sabar merupakan pengendali hati untuk selalu Istiqamah dalam berbuat baik. Sayidina Ali bin Abi Thalib mengatakan.





“Sabar adalah bagian dari iman,sebagaimana kepala bagian dari tubuh ”





Sabar itu ada beberapa macam, antara lain sabar menjalankan perintah Allah Swt., menjauhi kemaksiatan atau meninggalkan larangan Allah Swt., menerima dan menghadapi musibah, menμntut ilmu pengetahuan, serta sabar dalam bekerja dan berkarya.





Kandungan Q.S. Ali-Imran/3: 134 serta Hadis Terkait





Kandungan Q.S. Ali-Imran/3:134 menjelaskan ciri-ciri orang yang taqwa yaitu selalu memaafkan orang lain. Rasulullah saw. menganjurkan kepada kita untuk saling memaafkan dan meminta maaf, sebagaimana sabdanya:





“Dari Aisah dari Anas berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Sambunglah tali silaturahmi kepada orang yang telah memutuskanmu dan maafkanlah orang-orang yang mendzalimimu. (H.R. Baihaqi)





Pemaaf berarti orang yang rela memberi maaf kepada orang lain. Sikap pemaaf berarti sikap suka memaafkan kesalahan orang lain tanpa sedikit pun ada rasa benci dan keinginan untuk membalasnya. Dalam bahasa Arab sikap pemaaf disebut al-‘afw yang juga memiliki arti bertambah (berlebih), penghapusan, ampun, atau anugerah.





Setiap manusia pernah melakukan kesalahan. Kesalahan dan kekhilafan adalah fitrah yang melekat pada diri manusia. Rasulullah saw. bersabda “Setiap manusia pernah melakukan kesalahan dan sebaik-baik pelaku kesalahan itu adalah orang yang segera bertobat kepada Allah Swt.”.





Perilaku Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf





Berikut ini contoh perilaku sebagai implementasi Q.S. an-Nisa/4: 146, Q.S. al-Baqarah/2: 153 dan Q.S. ali-Imran/3: 134.





  1. Perilaku Ikhlas dalam Kehidupan Sehari-hari Perilaku ikhlas sebagai penghayatan dan pengamalan Q.S. an-Nisa/4: 146 dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan dengan cara:




  • Gemar melakukan perbuatan terpuji dan tidak di pamerkan kepada orang lain;
  • Ikhlas dalam beribadah, semata-mata karena Allah Swt.;
  • Tidak mengharapkan pujian atau sanjungan dari orang lain;
  • Selalu berhati-hati dalam bertindak atau berperilaku;
  • Tidak pernah membedakan antara amal besar dan amal kecil;
  • Tidak menghitung-hitung apalagi mengungkit-ungkit kebaikan yang pernah diberikan kepada orang lain.
  • Perilaku Sabar dalam Kehidupan Sehari-hari




Perilaku sabar sebagai penghayatan dan pengamalan Q.S. al-Baqarah/2: 153 dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan dengan cara sebagai berikut.





Sabar dalam menjalankan perintah Allah Swt., seperti:





  1. Ketika mendengar azan segera menuju ke masjid untuk melaksanakan £alat berjamaah;
  2. Ketika bel berbunyi segera masuk kelas untuk mengikuti pelajaran;
  3. Saat orang tua memanggil, segera menghadap dan menemui agar tidak mengecewakannya




Sabar dalam menjauhi maksiat atau meninggalkan larangan Allah Swt., seperti:





  1. Ketika diajak membolos segera menolak dan menghindari teman-teman yang bersekongkol untuk membolos;
  2. Saat diajak tawuran segera menolak dan menjauhi teman-teman yang mengajaknya;
  3. Tidak cepat marah dan main hakim sendiri.




Sabar dalam menerima dan menghadapi musibah, seperti:





  1. Ketika terkena musibah sakit tidak mengeluh dan tidak putus asa untuk berusaha mencari obatnya;
  2. Ketika terkena musibah tidak mengeluh dan tidak menyalahkan Allah dan orang lain.
  3. Perilaku Pemaaf dalam Kehidupan Sehari-hari




Perilaku pemaaf sebagai penghayatan dan pengamalan Q.S. ali-Imran/3: 134 dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan dengan:





  1. Memberikan maaf dengan ikhlas kepada orang yang meminta maaf;
  2. Meminta maaf atas kesalahan yang diperbuat;
  3. Tidak memendam rasa benci dan perasaan dendam kepada orang lain.




Daftar Pustaka
Ahsan Muhamad, Sumiyati, & Mustahdi. 2017. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti SMP/MTs Kelas VII. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.