Rangkuman Materi PKN Kelas 7 Bab 4 Keberagaman Suku, Agama, Ras dan Antargolongan dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Berikut rangkuman lengkap materi PKN kelas 7 pada bab 4 yang membahas tentang Keberagaman Suku, Agama, Ras dan Antargolongan dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Rangkuman ini disusun dari buku paket BSE kelas 7 K13 revisi terbaru yang diterbitkan Kemendikbud.
Bab 4 Keberagaman Suku, Agama, Ras dan Antargolongan dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, terdiri atas 34 provinsi dengan ribuan pulau yang ada di dalamnya. Luas wilayah negara berpengaruh terhadap banyaknya keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia. Keberagaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat yang terdapat banyak perbedaan dalam berbagai bidang.
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk, yaitu masyarakat yang memiliki berbagai keberagaman. Keberagaman masyarakat Indonesia berupa keberagaman suku bangsa, budaya, ras, agama, kepercayaan, dan antargolongan.
Faktor penyebab keberagaman yaitu :
- Letak strategis wilayah Indonesia, yaitu diantara dua Samudra Pasifik dan Samudra Indonesia, serta dua benua Asia dan Australia mengakibatkan wilayah Indonesia menjadi jalur perdagangan internasional, yang tidak hanya membawa komoditas dagang, tetapi juga pengaruh kebudayaan mereka terhadap budaya Indonesia
- Kondisi negara kepulauan, Negara Indonesia terdiri atas ribuan pulau yang terpisah-pisah. Keadaan ini menghambat hubungan antarmasyarakat dari pulau yang berbeda. Setiap masyarakat di kepulauan mengembangkan budaya masing-masing, sesuai dengan tingkat kemajuan dan lingkungannya
- Perbedaan kondisi alam, Masyarakat di daerah pantai berbeda dengan masyarakat pegunungan, seperti perbedaan bentuk rumah, mata pencaharian, makanan pokok, pakaian, kesenian, bahkan kepercayaan
- Keadaan transportasi dan komunikasi, Kemajuan sarana transportasi dan komunikasi membawa masyarakat mudah berhubungan dengan masyarakat lain, meskipun jarak dan kondisi alam yang sulit
- Penerimaan masyarakat terhadap perubahan, Ada masyarakat yang mudah menerima orang asing atau budaya lain, seperti masyarakat perkotaan. Ada juga sebagian masyarakat tetap bertahan pada budaya sendiri
Kepulauan mengandung makna banyaknya pulau-pulau, sedangkan kenusantaraan menyangkut keseluruhan lingkup konektivitas perairan dan daratan antar pulau dalam kepulauan tersebut. Pembangunan harus ditempatkan dalam konteks satu kesatuan pulau yang saling terhubung satu sama lain.
Suku bangsa atau etnik adalah sekelompok manusia yang memiliki kesatuan budaya dan terikat oleh kesadaran dan identitas tersebut. Kesadaran dan identitas dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Ciri-ciri yang membedakan suku bangsa satu dengan lainnya, yaitu bahasa daerah, adat istiadat, sistem kekerabatan, kesenian daerah, dan tempat asal. di Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa.
Keberagaman Agama dan Kepercayaan : Ajaran agama Hindu dan Budha dibawa oleh bangsa India yang sudah lama berdagang dengan Indonesia. Ajaran agama Islam dibawa oleh pedagang Gujarat dan Parsi sekitar abad ke13. Kedatangan bangsa Eropa membawa ajaran agama Kristen dan Katolik, sedangkan pedagang dari Cina menganut agama Kong Hu Chu.
Berbagai ajaran agama diterima oleh bangsa Indonesia karena masyarakat sudah mengenal kepercayaan seperti animisme dan dinamisme. Agama mengajarkan kepada umatnya agar berbuat baik dan benar. Melakukan kebaikan dan menegakkan kebenaran adalah perintah Tuhan yang wajib dilaksanakan.
Kesadaran beragama merupakan perwujudan keyakinan manusia terhadap keberadaan Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai pelajar, wajib mempunyai sikap taat dalam beragama, yaitu dengan menjalankan segala perintah ajaran agama dan menjauhi semua larangan agama yang dianutnya.
Ras adalah golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik dan garis keturunan. Setiap manusia memiliki perbedaan ras dengan manusia lainnya karena adanya perbedaan ciri- ciri fisik, seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, bentuk muka, ukuran badan, bentuk badan, bentuk dan warna mata, dan ciri fisik yang lain.
Ras masyarakat Indonesia yaitu :
- Ras Malayan – Mongoloid yang ada di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, dan Sulawesi
- Ras Melanesoid yang ada di Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur
- Ras Asiatic Mongoloid seperti orang Tionghoa, Jepang, dan Korea. Ras ini tersebar di seluruh Indonesia
- Ras Kaukasoid, yaitu seperti orang India, Timur Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika.
Struktur masyarakat ditandai dengan 2 ciri atau 2 titik pandang. Pertama, secara horizontal ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, adat istiadat, dan kedaerahan. Kedua, secara vertikal ditandai dengan adanya lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.
Arti penting keberagaman masyarakat Indonesia memiliki makna :
- keberagaman merupakan kekayaan budaya bangsa yang bermanfaat baik secara ekonomi, pengembangan pengetahuan, dan ilmu pengetahuan, serta kreativitas dan inovasi
- Keberagaman juga memiliki potensi negatif apalagi tidak dilandasi kesadaran akan keberagaman serta semangat persatuan dan kesatuan
Struktur masyarakat ditandai dengan dua ciri atau dua titik pandang. Pertama, secara horizontal ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, adat istiadat, dan kedaerahan. Secara vertikal, ditandai dengan adanya lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.
Keberagaman masyarakat ditandai adanya segmentasi dalam bentuk kelompok-kelompok yang memiliki kebudayaan yang berbeda satu sama lain. Kelompokkelompok tersebut dapat berupa kesatuan-kesatuan sosial dan organisasi kemasyarakatan. Adanya kelas sosial dan kesatuan sosial membentuk golongan-golongan di masyarakat.
Adanya penggolongan dalam masyarakat dapat menyebabkan terjadinya konflik. Hal ini dapat muncul apabila muncul perasaan etnosentrisme yang menganggap hanya kelompok atau golongannya saja yang paling baik dan sempurna, sementera golongan lainnya dianggap banyak memiliki kekurangan.
Keberagaman bukan merupakan unsur perpecahan namun justru yang menciptakan kesatuan bangsa. Kesatuan adalah upaya untuk mempersatukan perbedaan suku, adat istiadat, ras dan agama untuk menjadi satu, yaitu bangsa Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan semboyan negara kita, Bhinneka Tunggal Ika.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika terdapat pada lambang negara Republik Indonesia, yaitu Burung Garuda Pancasila. Di kaki Burung Garuda Pancasila mencengkram sebuah pita yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti Berbeda-beda tetapi tetap satu.
Bhinneka Tunggal Ika mengandung makna bahwa walaupun bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa, adat-istiadat, ras dan agama yang beraneka ragam namun keseluruhannya merupakan suatu persatuan dan kesatuan.
Bhinneka Tunggal Ika ditemukan dalam Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular pada abad XIV pada masa Kerajaan Majapahit. Dalam kitab tersebut Mpu Tantular menulis ”Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.”
(Bahwa agama Buddha dan Siwa (Hindu) merupakan zat yang berbeda, tetapi nilai-nilai kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal. Terpecah belah, tetapi satu jua, artinya tak ada dharma yang mendua). Ungkapan dalam bahasa Jawa Kuno tersebut, secara harfiah mengandung arti bhinneka (beragam), tunggal (satu), ika (itu) yaitu beragam satu itu.
Berikut semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan Keberagaman Budaya :
Perilaku Toleran dalam Kehidupan Beragama :
- Melaksanakan ajaran agama yang dianutnya dengan baik dan benar
- Menghormati agama yang diyakini orang lain
- Tidak memaksakan keyakinan agama yang dianutnya kepada orang lain
- Toleran terhadap pelaksanaan ibadah yang dianut pemeluk agama lain.
Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Sosial Budaya:
- Mengetahui keanekaragaman budaya Indonesia
- Mempelajari dan menguasai salah satu seni budaya sesuai dengan minat dan kesenangannya
- Bangga terhadap budaya Indonesia
- menyaring budaya asing yang masuk ke Indonesia.
Daftar Pustaka :
Saputra, L. S., Aa Nurdiaman, Salikun, Rahmat & Dadang S. 2017. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTs Kelas VII. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.