5 Alasan Seseorang Memilih Profesi Guru
Profesi guru adalah profesi yang sangat mulia di mata masayarakat meskipun kesejahteraan guru masih jauh dari kata sejahtera kalau dinilai dengan uang, meskipun ada dari para guru yang sudah sejahtera hidupnya tapi itu hanya sebagian kecil saja bila dibandingkan guru yang belum sejahtera apalagi seorang guru honorer bisa dibilang gajinya sangat memperihatinkan bila dibandingkan dengan profesi yang lain.
Profesi Guru |
Tapi anda patut bersyukur jika anda berprofesi menjadi guru. karena guru adalah profesi yang sangat mulia, yang tidak didapatkan pada profesi-profesi yang lainnya. Menjadi guru bukanlah profesi yang elit dan mewah serta dipandang sebelah mata karena karena kurang bergengsi sebagaimana profesi-profesi yang lain. Seperti menjadi pilot, pegawai bank, polisi, tentara, dokter, dan lain-lain. Hampir sebagian besar orang yang berprofesi menjadi guru adalah orang yang gagal meraih cita-cita utama yang diimpikan. Ini fakta di lapangan bukan sekadar hasil tebak-tebakan. Ada yang gagal menjadi pegawai bank, jadilah guru ekonomi, ada yang gagal menjadi pengacar dengan gelar sarjana hukum, jadi guru ngajar mata pelajaran PKN dan lain sebagainya.
Berikut 5 Alasan Seseorang Memilih Profesi Guru sebagai profesinya :
1. Karena Kemampuan Akademik
Di negeri kita, para siswa yang memiliki prestasi akademik terbaik lebih memilih kuliah di Universitas dan enggan untuk memilih jalur kependidikan. Akibatnya jalur pendidikan seolah-olah memang diperuntukkan bagi mereka yang gagal masuk ke Universitas. Dengan kata lain, mereka yang masuk ke jalur kependidikan lebih didasari oleh keterbatasan kemampuan akademik. Seandainya kemampuan akademik mereka bagus tentu mereka akan memilih Universitas, karena universitas tampak lebih bergengsi dan lebih menjanjikan secara materi bagi lulusan-lulusannya, dalam hal gaji, jabatan, dan sebagainya.
Masalah seperti ini tidak perlu lagi kita tutup-tutupi, walaupun ada beberapa segelintir orang memang bercita-cita sebagai guru walaupun kemampuan akademik mereka sebenarnya sangat bagus. Akan tetapi, kasus seperti ini sangat jarang kita temukan di dalam kehidupan kita sehari-hari.
2. Karena Status
Bagaimanapun citra dan status guru sampai saat ini masih baik dan terhormat di mata masyarakat dan keluarga . Apalagi di pedesaan. Guru adalah sosok yang dianggap pandai oleh masyarakat, dan pekerjaan sebagai guru dinilai sebagai guru dinilai terhormat karena profesi guru bukanlah pekerjaan kasar yang dalam bekerjanya membutuhkan otot. Oleh karena itu, profesi guru masih meharap miliki gengsi ditengah masyarakat kita. Tak heran bila banyak orang tua yang menganjurkan atau berharap anak mereka kelak bisa menjadi seorang guru. Dorongan orang tua ini memilkik pengaruh besar, karena sesungguhnya anak-anak setingkat SMA belum begitu memahami soal cara memilih fakultas dan kelanjutan pendidikan mereka setelah SMA.
Mungkin sebagian orang masih beranggapan bahwa gaji seorang guru tidaklah begitu besar, yakni hanya sekedar cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun begitu, maslah status bagi orang Indonesia sangat vital. Masalah pendapatan masih mungki untuk diperbaiki karena jam kerja guru kebanyakan hanya berkisar sampai jam satu siang. Masih ada banyak waktu untuk keluarga dan mencari tambahan pendapatan.
3. Karena Adanya Jaminan Masa Depan
Gaji tetap dan jaminan masa depan dalam bentuk pensiun masih dianggap sebagai sesuatu yang sangat vital bagi masyarakat bahkan mungkin sebagai sesuatu yang paling penting bagi sebagian besar orang. Profesi guru termasuk profesi yang bisa memberikan hal ini, apalagi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sampai saat ini profesi menjadi PNS masih menjadi profesi favorit yang sangat didamkan oleh masyarakat, meski hal itu dilakukan dengan membayar mahal.
Kebergantungan masyarakat kepada status Pegawai Negeri ini tidak jarang menjadikan mereka lebih merasa bergantung kepada kepegawaian mereka daripada kepada Tuhan. Mereka yakin akan masa depan yang baik karena status mereka dan bukan karena keyakinan mereka kepada Tuhan. Berhati-hatilah jangan sampai kita justru menuhankan profesi kita dan melupakan Tuhan yang terus -menerus memberikan rezeki kepada kita setiap hari.
4. Karena Butuh Pekerjaan
Ada juga orang yang berprofesi sebagai guru karena memang pekerjaan itulah yang ia dapatkan dari hasilnya melamar pekerjaan ke sana kemari. Jadi jelas bahwa profesi guru bukan merupakan tujuan dia sejak awal. Daripada tak kunjung mendapatkan pekerjaan.
5. Karena Guru Adalah Sebuah Profesi Mulia
Ada diantara manusia yang menjadi guru karena keinginannya untuk berbuat baik kepada sesama. Mungkin sebagian orang mengistilahkan dengan panggilan nurani. Orang-orang seperti ini masih ada di zaman yang modern ini. Sampai-sampai ia tidak memperdulikan besarnya gaji yang ia dapatkan. Ia merasa bahwa menjadi pegawai tetap atau tidak baginya sama saja. Orang-orang seperti ini benar-benar ada di zaman sekarang. Bahkan eksremnya, ada yang tidak menerima bayaran sama sekali padahal mereka mengajar setiap hari.
Fenomena ini sangat jarang kita temukan didalam kehidupan yang modern ini, fenomena ini sangat kontras dengan mereka yang menerima gaji utuh padahal tidak seatiap hari mengajar bahkan mungkin mereka hanya mengajar seminggu tiga atau dua kali saja. Beberapa guru (baca:Dosen) ada yang seperti ini. Tidak ada konsekuensi pengurangan gaji meskipun mereka sibuk mengerjakan proyek-proyek lain sedangkan kuliah dibiarkan kosong tanpa diganti di waktu-waktu lain.
Adapun mereka ini adalah orang-orang yang sebaliknya. Mereka menjadi guru bukan untuk mencari penghidupan, akan tetapi justru mereka ingin “menghidupka” orang lain, keluar dari belenggu kebodohan.
Diantara mereka ada juga orang-orang yang katakanlah bertugas menjadi guru dan mendapatkan kesejahteraan yang cukup, akan tetapi sesungguhnya tujuannya menjadi guru atau pengajar bukanlah untuk mencapai status atau kesjahteraan atau materi yang lain.
Sebagian orang mengerti bahwa tugas mendidik adalah tugas yang sangat mulia yang tidak bisa dinilai harganya dengan uang. Sebagian lagi dipanggil karena melihat kebodohan yang merajalela menindas masyarakat.