Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Materi Seni Budaya Kelas 7 Bab 7 Meragakan Adegan Fragmen


Fragmen adalah cuplikan atau petikan sebuah cerita, lakon yang dipentaskan, di atas panggung atau di depan kelas. Fragmen disebut juga pementasan teater dengan durasi singkat. Pementasannya hanya beberapa adegan inti dengan jalan cerita sederhana. Fragmen dapat dijadikan sebagai pentas sederhana pada pertunjukan teater. 





Pertunjukan teater menggunakan naskah drama yang panjang dengan banyak babak dan adegan. Sebelum memainkan naskah teater yang panjang dan rumit, sebagai latihan permulaan dapat memainkan cuplikan adegan yang diambil dari naskah teater yang sudah ada atau membuat naskah sendiri. Pementasannya pun tidak perlu di atas panggung, cukup di depan kelas.





Teater berasal dari kata Theatron (Yunani), artinya tempat pertunjukan, gedung pertunjukan, atau panggung (stage). Arti secara luas, teater adalah segala tontonon yang dipertunjukan di depan orang banyak. Sedangkan arti sempit, teater adalah kisah hidup manusia yang ditampilkan di atas pentas, disaksikan oleh penonton. 





Media ungkap yang digunakan yaitu percakapan, gerak, dan laku (akting) dengan atau tanpa dekorasi, didasarkan pada konsep, naskah yang lengkap diiringi ilustrasi musik, nyanyian dan gerakan. Penampilan fragmen juga harus didukung oleh kemampuan dalam berakting.





Akting adalah perwujudan peran sesuai dengan karakter yang diinginkan oleh naskah dan sutradara, secara fisik maupun psikis. Pemeran teater disebut aktor, harus sesuai tuntutan tokoh, jangan sampai aktingnya berlebihan (over acting) atau kekuatan aktingnya kurang (under acting).





Modal akting adalah pengalaman hidup sehari­hari, pengalaman diri sendiri atau pengalaman orang lain yang ditampilkan kembali di depan penonton. Untuk menampilkan akting yang baik diperlukan teknik dasar akting, yaitu olah tubuh, olah vokal, dan olah rasa.





Olah tubuh : Tubuh merupakan elemen dasar dalam teater. Tubuh menjadi pusat perhatian penonton saat seorang aktor di atas panggung. Tubuh merupakan bahasa simbol dan isyarat dalam bermain teater. Gestur tubuh mencerminkan karakter atau watak tokoh yang sedang diperankan. 





Fleksibilitas gerak tubuh merupakan kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh pemain teater. Latihan olah tubuh diarahkan untuk mendukung kemampuan pemain dalam mewujudkan akting yang baik.





Yang harus dilakukan pada latihan olah tubuh adalah melakukan latihan dalam kondisi bugar, segar dan menyenangkan. Buat semua latihan seperti permainan yang dilakukan dengan gembira. Diawali dengan meregangkan persendian dan otot tubuh. Mulai dari bagian kepala sampai bagian kaki. Atau bisa dibalik dari kaki sampai kepala. 





Contoh latihan kepala : 





Lakukanlah gerakan kepala ke kiri­ke kanan secara teratur, setelah itu berputar penuh kemudian berganti arah sebaliknya. Lakukan secara berulang sampai dirasakan cukup, seperti gambar berikut : 









Latihan tangan bertujuan mengolah persendian, kekuatan otot dan kelenturan otot tangan. Olah gerak tangan dapat dilakukan ke segala arah seperti lurus ke atas, ke samping, ke depan, memutar telapak tangan, melentikkan jari-jari tangan, dan lainnya seperti gambar berikut : 













Latihan badan : badan meliputi perut, dada dan punggung. Latihan badan dapat dilakukan dengan menggerakkan dan melenturkan badan ke depan secara membungkuk, ke belakang dengan menekuk bagian perut sehingga tubuh melengkung ke belakang. 





Bagian pinggul juga penting untuk diolah agar gerakan tubuh lebih lentur dan fleksibel. Pada bagian pinggul, gerakan tubuh dapat dilakukan ke samping, ke depan, dan membungkuk seperti gambar berikut : 









Latihan kaki : Berdiri di atas satu kaki merupakan latihan keseimbangan tubuh. Latihkan berbagai pose dengan tumpuan pada kaki. Seperti pose pohon yang kokoh menjulang tinggi, batu karang yang menahan ombak, dan berbagai pose dengan personifikasi alam.





Olah suara : meliputi penguasaan intonasi, diksi dan artikulasi. Setiap kata yang diucapkan harus jelas dan wajar sesuai tuntutan karakter tokoh yang diperankan. Seorang aktor perlu latihan olah suara dengan tahapan tertentu. 





Latihan olah suara dapat dilakukan dengan mengucapkan kata vokal seperti a, i, u, e, o sesuai dengan bentuk mulut. Sekarang cobalah berlatih bentuk mulut dalam pengucapan huruf vokal a, i, u, e, o seperti gambar berikut : 

















  1.                                      (b)                                      (c)                  












                         (d)                                                        (e)                            





Keterangan : 





  1.  : Bentuk mulut waktu mengucapkan a, seperti mama, papa, nama, dada
  2.  : Bentuk mulut waktu mengucapkan i, seperti kata kiki, lili, siri, pipi
  3.  : Bentuk mulut waktu mengucapkan e, seperti dede, tere, tele, lele
  4.  : Bentuk mulut waktu mengucapkan u, seperti kuku, duku, lugu, susu, buru
  5.  : Bentuk mulut waktu mengucapkan o, seperti toko, bobo, mono, foto, soto




Dalam latihan olah suara ketika membaca naskah atau puisi, yang perlu di perhatikan yaitu : 





  1. Tekanan kata : tekanan pada kata tertentu yang perlu ditonjolkan dalam kalimat untuk suatu kepentingan. Penekanan kata dari kalimat untuk menonjolkan isi perasaan dan pikiran
  2. Jiwa kalimat : usaha atau teknik menghidupkan kalimat dengan bantuan emosi suara
  3. Tempo dan irama : pengolahan suara dengan memperhatikan dinamika, suara yang dihasilkan tidak monoton tetapi bervariasi. Latihan mengucapkan kata dan kalimat dengan berbagai irama yang berbeda, cepat, lambat, tegas, dan mendayu­dayu




Akting menampilkan keindahan dan keterampilan aktor dalam mewujudkan pikiran, emosi, perasaan, dan sosok peran yang sedang dimainkan sesuai dengan karakter. Aktor harus mampu berkonsentrasi mengolah rasa dan emosi. Untuk itu pemain teater perlu berlatih konsentrasi, perasaan, dan emosi dengan latihan olah rasa. 





Latihan Konsentrasi : memusatkan pikiran pada suatu objek sesuai tujuan. Misalnya, pikiran fokus pada hapalan naskah, lawan main, dan pada permainan di atas panggung. Lakukan latihan permainan kosentrasi, dua orang berhadapan, satu orang ditugaskan untuk diam tanpa emosi, sementara kawanmu berusaha menggoda sekuat tenaga bahkan sampai lawannya tertawa. 





Lakukan sebaliknya, atau permainan konsentrasi memandang benda tertentu tanpa boleh bicara, sementara teman lain tiba­tiba mengganggu dengan bunyi­bunyian, atau mengajak bicara dan mengajak pergi. Kalau masih tergoda berarti belum konsentrasi, coba lagi dengan permainan yang lain





Latihan imajinasi : mengolah daya khayal, seolah­olah terjadi saat ini dan kamu rasakan. Bisa dilakukan sendiri­sendiri atau bersama. Lakukan permainan imajinasi, misalnya kamu bermajinasi pergi berpetualangan ke hutan belantara, mendaki puncak yang tinggi, menuruni jurang yang curam dan bertemu dengan berbagai binatang jinak maupun buas. 





Ketika latihan, kamu bisa menentukan suasana yang berbeda. Sehingga imajinasi kamu beragam. Kamu bisa menentukan suasana dengan berbagai situasi, seperti saat di kota­kota, di laut, dan di sawah. Lakukanlah permainan imajinasi ini dengan teman­temanmu.





Latihan Ingatan Emosi : latihan mengingat emosi yang pernah kamu alami atau pernah melihat orang lain dengan emosinya. Seperti melihat orang sedih, gembira, marah, kecewa, ragu­ragu, putus asa, kegelian, lucu, tertawa dan lainnya. Kemudian, emosi itu ditampilkan saat latihan sehingga akan tampak dalam ekspresi wajah dan tubuh. 





Daftar Pustaka :





Purnomo, E., Deden, H., Buyung, R. & Julius, J. 2017. Seni Budaya SMP/MTs Kelas VII. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.