Rangkuman Materi Bahasa Indonesia Kelas 7 Bab 2 Memahami dan Mencipta Cerita Fantasi
Cerita fantasi merupakan salah satu genre cerita yang sangat penting untuk melatih kreativitas. Berfantasi secara aktif bisa mengasah kreativitas. Di Indonesia kita memiliki penulis hebat yang menulis berbagai cerita fantasi.
Di antara penulis hebat cerita fantasi itu adalah Ugi Agustono dan Joko Lelono. Ugi Agustono menulis cerita fantasi berdasarkan pengamatan terhadap komodo dan suasana di pulau Komodo. Joko Lelono juga menulis cerita fantasi dengan nuansa lokal.
Fantasi Aktif adalah fantasi yang dikendalikan oleh pikiran dan kemauan. Contohnya adalah Seorang perancang, pelukis, dan penulis.
Fantasi Pasif adalah fantasi yang tidak dikendalikan, jadi seolah-olah orang yang berfantasi hanya pasif sebagai wadah tanggapan-tanggapan. Contohnya adalah melamun.
Daftar Isi
A. Mengidentifikasi Unsur Cerita Fantasi
- Mengidentifikasi karakteristik unsur pembangun cerita fantasi
- Identifikasi tokoh
- Identifikasi rangkaian peristiwa
- Identifikasi sumber cerita
- Latar cerita
- Keajaiban dalam cerita
Ciri Umum Teks Narasi
- Narasi merupakan cerita fiksi yang berisi perkembangan kejadian/peristiwa.
- Alur adalah rangkaian peristiwa yang dalam cerita tersebut.
- Rangkaian peristiwa dalam cerita digerakkan dengan hukum sebab-akibat.
- Cerita berkembang dari tahap pengenalan (apa, siapa, dan di mana kejadian terjadi), timbulnya pertentangan, dan penyelesaian/akhir cerita. Rangkain cerita ini disebut alur.
- Tema dapat dirumuskan dari rangkaian peristiwa pada alur cerita.
- Narasi memiliki tema atau ide dasar cerita yang menjadi pusat pengembangan cerita.
- Tokoh dan watak tokoh merupakan unsur cerita yang mengalami rangkaian peristiwa.
- Amanat merupakan unsur cerita yang menjadi pesan pengarang melalui ceritanya.
- Amanat berkaitan dengan nilai nilai kehidupan yang dapat disimpulkan dari isi cerita.
Ciri Umum Cerita fantasi Sebagai Teks Narasi
Adanya keajaiban/keanehan/kemisteriusan: Cerita mengungkapkan hal hal supranatural/ kemisteriusan, keghaiban yang tidak ditemui dalam dunia nyata. Tokoh dan latar diciptakan penulis tidak ada di dunia nyata atau modifikasi dunia nyata.
Ide cerita terbuka terhadap daya khayal penulis: Ide berupa irisan dunia nyata dan dunia khayalan yang diciptakan oleh pengarang. Ide cerita biasanya bersifat sederhana tapi memiliki makna yang sangat dalam. Tema cerita fantasi adalah majic, supernatural atau futuristik.
Menggunakan berbagai latar (lintas ruang dan waktu): Alur dan latar cerita fantasi memiliki kekhasan. Rangkaian peristiwa cerita fantasi menggunakan berbagai latar yang menerobos dimensi ruang dan waktu.
Tokoh unik (memiliki kesaktian): Tokoh dalam cerita fantasi bisa diberi watak dan ciri yang unik yang tidak ada dalam kehidupan sehari hari. Tokoh memiliki kesaktian kesaktian tertentu. Tokoh dapat ada pada seting waktu dan tempat yang berbeda zaman (bisa waktu lampau atau waktu yang akan datang/ futuristik).
Bersifat fiksi: Cerita fantasi bersifat fiktif (bukan kejadian nyata). Cerita fantasi bisa diilhami oleh latar nyata atau objek nyata dalam kehidupan tetapi diberi fantasi.
Bahasa: Penggunaan sinonim dengan emosi yang kuat dan variasi kata cukup menonjol. Bahasa yang digunakan variatif, ekspresif, dan menggunakan ragam percakapan (bukan bahasa formal).
Jenis Jenis Cerita Fantasi
Cerita Fantasi Total: Pada cerita kategori ini semua yang terdapat pada cerita semua tidak terjadi dalam dunia nyata.
Cerita Fantasi Irisan: Cerita fantasi yang mengungkapkan fantasi tetapi masih menggunakan nama nama dalam kehidupan nyata, menggunakan nama tempat yang ada dalam dunia nyata, atau peristiwa pernah terjadi pada dunia nyata.
Cerita Fantasi Sezaman dan Lintas Waktu: Latar sezaman berarti latar yang digunakan satu masa. Sedangkan untuk lintas waktu adalah berarti cerita fantasi menggunakan dua latar waktu yang berbeda.
B. Menceritakan Kembali Isi Cerita Fantasi yang Dibaca/Didengar
Menentukan tokoh, latar, dan urutan peristiwa: tokoh, latar, dan urutan peristiwa cerita fantasi.
Menentukan unsur instrinsik cerita: nama tokoh, watak tokoh, alur cerita, pesan dan moral.
Menceritakan isi cerita fantasi dengan bahasa yang sederhana.
C. Menelaah Struktur dan Bahasa Cerita Fantasi
Menelaah Struktur Cerita Fantasi
Struktur pada cerita dapat memudahkan pembaca untuk mengidentifikasi dan menganalisis cerita tersebut. Terbagi menjadi 3 – 4 struktur di cerita fantasi. Diantaranya ialah orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda.
Orientasi: Pengenalan tokoh, latar, watak tokoh, dan konflik. Orientasi biasanya terletak di depan cerita sehingga akan memberikan sedikit gambaran mengenai cerita yang akan diangkat nantinya.
Komplikasi: Berisi hubungan sebab akibat sehingga muncul masalah hingga masalah itu memuncak.
Resolusi: Berisi penyelesaian masalah dari konflik yang terjadi (masalah mulai mereda).
Ragam Alur Cerita
Garis besar rangkaian peristiwa merupakan sebuah cerita atau rangkaian jalinan (alur/plot) cerita biasanya mengikuti pola seperti bagan di bawah ini. Secara garis besar urutan cerita digambarkan berikut.
Alur cerita dimulai dengan orientasi hingga kemudian meningkat ke puncak cerita (klimaks). Ketika di dalam cerita sudah menemukan titik solusi, maka cerita akan mengalami resolusi yang berujung koda.
Bagian Awal
Sering juga disebut bagian pengenalan (orientasi), fungsinya adalah mengantarkan cerita. Pada bagian ini dikenalkan latar cerita, tokoh dan watak-wataknya). Bagian ini wajib ada, pasalnya di bagian inilah cerita mulai diperkenalkan kepada pembaca.
Bagian Tengah
Merupakan rangkaian kejadian/peristiwa hingga ke bagian klimaks atau inti cerita. Saat masalah utama diceritakan, bagian ini diawali dengan rangkaian kejadian yang menuju ke puncak masalah. Rangkaian kejadian datang secara bertahap hingga berada di level tertingginya. Bagian tengah adalah bagian pada cerita yang paling seru dan menarik.
Bagian Akhir
Bagian ini menjawab masalah utama, tentu saja dijawab dalam bentuk rangkaian peristiwa/kejadian juga. Bagian terakhir adalah kesimpulan dan penutup cerita. Bagian ini biasanya berupa resolusi dan koda. Cerita di bagian akhir bisa dimenangkan oleh tokoh antagonis ataupun protagonis. Bagian akhir biasanya bukan benar benar akhir dari cerita. Ada juga cerita fantasi yang memiliki kelanjutan cerita mereka.
Ciri kebahasaan pada Cerita Fantasi
- Penggunaan kata ganti orang pertama ataupun orang kedua dan nama orang sebagai sudut pandang penceritaan (aku, mereka, dia, Erza, Doni)
- Penggunaan kata yang mencerap panca indra untuk deskripsi latar (tempat, waktu, suasana) Contoh: Tiga rumah bergaya kerucut menyambut mataku. Emas dan berlian bertaburan di dinding rumah itu.
D. Menyajikan Cerita Fantasi
Berikut ini adalah langkah langkah dalam menyajikan cerita fantasi yang baik dan benar.
Merencanakan Cerita
- Menemukan Ide Penulisan: Menemukan ide dengan mengamati objek nyata lalu diberi imajinasi.
- Penggalian Ide Cerita Fantasi dari Membaca: Ide cerita fantasi juga dapat diperoleh melalui membaca buku pengetahuan/buku ilmiah tentang ruang angkasa, hewan langka, biografi tokoh dan seterusnya.
- Membuat Rangkaian Peristiwa: Dari ide yang sudah kamu temukan, buatlah rangkaian peristiwa sehingga tercipta cerita fantasi yang unik.
- Mengembangkan Cerita Fantasi: Setelah rangkaian peristiwa sudah terbentuk, selanjutnya kembangkanlah watak tokoh, latar, dialog antar tokoh, dan lain sebagainya.
Menulis cerita Fantasi
- Merencanakan
- Mengembangkan produk
- Memberi judul yang menarik
- Menelaah untuk merevisi
- Memublikasikan
Sekian dulu rangkuman materi Bahasa Indonesia kelas 7 Bab 2 yang membahas tentang Memahami dan Mencipta Cerita Fantasi, semoga bermanfaat sebagai bahan belajar kamu. Untuk mengetahui rangkuman lengkap semua bab, silahkan buka halaman Rangkuman Materi Bahasa Indonesia Kelas 7 K13.