Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tips Mengolah Mading Bertema Kemerdekaan


Mading Bertema Kemerdekaan – Dalam mengolah Mading (Majalah Dinding) tentu tim redaksi harus memiliki kepekaan yang ekstra. Kepekaan tersebut bisa ditunjukkan dengan merespon kritik dan masukan dari pembaca dengan sebaik mungkin, atau meremajakan –update– tema sesuai dengan apa yang sedang marak dan ramai dibicarakan.





Kadang kedua cara ini saling terpaut, dengan masukan dan munculnya trend dari pembaca, maka tim redaksi sedikit tidak kerepotan untuk menyimpulkan bahan dan konten mading yang akan segera disajikan.





Intinya, tim redaksi harus peka, responsif, dan mengikuti sebisa mungkin terhadap alur yang sedang banyak dibicarakan oleh khlayak, salah satunya adalah tentang peremajaan tema yang sesuai dengan hari-hari yang diperingati oleh pembaca, sekolah, juga negara.





Mading Bertema Kemerdekaan
Photo by Alifia Harina on Pexels.com





Tips Mengolah Mading Bertema Kemerdekaan





Dalam mengelola tema, tim redaksi tidak hanya serta merta lurus dan begitu-begitu saja dalam konsep penyajiannya, bisa jadi, tema yang satu dengan tema yang lainnya butuh trik dan strategi masing-masing, tidak bisa dengan menggunakan teknik pukul rata. Berikut tips dalam mengolah mading bertema kemerdekaan.





1. Nuansa Merah-Putih









Jika berbicara tentang hari kemerdekaan Indonesia tentu yang muncul dalam pikiran kita adalah nuansa merah putih, ya, merah putih warna bendera negara kita. Karena memang lambang tuntasnya sebuah perjuangan dan simbol kemenangan adalah bendera.





Lihat saja, di pinggiran-pinggiran jalan, pagar-pagar, halaman sekolah dan gedung pemerintahan, semua terpasang bendera merah-putih saat hari peringatan 17 Agustus 1945 tiba, dan itu, serempak berlaku dari kota hingga desa, terkecuali bagi orang yang memang urat nasionalismenya sudah terputus, mungkin dia akan biasa saja dan tidak bersyukur bahwa detik ini negara kita telah merdeka berkat perjuangan para pahlawan bangsa.





Nah, lalu apakah tim redaksi mading juga tidak memiliki jiwa nasionalisme? Tidak dong, justru mading adalah simbol kemerdekaan paling utama, melalui media ini kita dapat bebas berkarya dan bersuara. Untuk itu, tidak asyik jika mading yang kita kelola masih tetap dengan tampilan yang sama saat hari peringatan kemerdekaan datang, untuk tampilan atau lay-out berilah sentuhan merah-putih.





Hal ini sebenarnya sedikit lebih mudah dari terbitan-terbitan sebelumnya, karena pembaca mading sekolah keumumannya adalah pelajar, maka nuansanya selalu meriah penuh warna-warni, ingat, untuk kali ini tidak atau kurangi, cukup dua warna saja, merah dan putih.





2. Bahasa Perjuangan









Kemerdekaan tidak diraih seusai tidur siang, atau dengan mudah seperti membalikkan telapak tangan, tentu terdapat panjang rute perjuangan. Bacalah kembali buku-buku sejarah atau dengan menonton film-film sejarah kemerdekaan, tentu akan kita lihat betapa hebatnya perjuangan para pahlawan dulu, mereka tidak segan untuk mengorbankan jiiwa, raga dan harta demi terwujudnya kemerdekaan bangsa.





Tapi, zaman sudah merdeka, tentu tidak ada lagi peperangan melawan penjajah. Namun perjuangan itu harus tetap ditumbuhkan dari tiap generasi ke generasi, perjuangan apa? Perjuangan melawan kebodohan, kemalasan, kenakalan, atau melawan hal-hal lain yang dinilai dapat merugikan.





Di sinilah peluang tim redaksi mading, buatlah semacam rubrik atau kolom yang dapat memotivasi para pembaca tentang pentingnya menjaga semangat perjuangan, dengan berjuang seorang pelajar atau anak manusia siapapun, pasti akan mendapatkan sedikit banyak dari apa yang telah ia usahakan.





Kolom atau rubrik perjuangan ini tidak mesti ditampilkan dengan berupa tulisan artikel yang panjang dan kaku, jangan-jangan hal tersebut justru dapat membuat sungkan para pengunjung, tampilkanlah dengan cara yang lain, semisal berupa kutipan-kutipan pendek (quote) motivasi, karikatur bertema perjuangan, kisah-ksah inspiratif, atau anekdot dan humor yang mampu menggugah semangat perjuangan.





3. Ruang Kompetisi dan Lomba









Selain tentang perjuangan, hari kemerdekaan mau tidak mau berhubungan dengan kata kalah-menang, penjajah Belanda kalah, Indonesia menang. Nah, hal ini bisa dimaknai positif sebagai bentuk kompetisi.





Buatlah sebuah kompetisi kecil-kecilan berupa kuis, lomba menulis, atau tebak gambar, beri sedikit penghargaan untuk setiap pembaca yang berpartisipasi, tak usah menghabiskan banyak anggaran dana, semisal, pemenang akan mendapatkan souvenir cantik, voucer jajan di kantin, atau diwawancarai dan akan dimuat dalam rubrik utama pada edisi bulan depan.





Kompetisi dan lomba akan menjadi nilai tambah bagi mading yang sedang anda kelola, terlebih jika telah mendapatkan pemenang, edisi berikutnya pasti akan dinanti-nanti pembaca, perihal apa? Perihal siapa yang menang? Kita siasati dengan informasi bahwa nama-nama pemenang akan ditampilkan pada edisi berikutnya.





Jangan lupa, tentang hal ini konsultasikan dengan pihak guru dan sekolah, barang kali bapak-ibu guru yang baik itu menjadi semakin baik dengan turut menyediakan hadiah bagi para pemenang. Hehe.





4. Sejarah









Nah, yang ini tidak kala pentingnya. Perjuangan dan kemerdekaan para pahlawan hanya dapat dibaca dalam sejarah. Maka sejarah sangat memiliki keterkaitan dengan tema kemerdekaan sekarang ini, lihatlah saat harinya tiba, televisi-televisi pasti menyiarkan dokumenter, film, ulasan, berita, dan juga dialog-dialog yang bersumber pada sejarah Indonesia.





Maka jangan lengah, mading juga harus turut berpartisipasi menyajikan informasi tentang sejarah, dalam hal ini sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.





Proses penyajian informasi sejarah dalam mading bisa bermacam-macam, semisal satu ulasan sejarah yang diambil dari buku-buku pelajaran dan sumber lainnya, atau mengangkat satu dua tokoh pahlawan yang telah banyak berjasa di negeri ini.





Jangan lupa pasang ilustrasi dan fotonya, deskripsikan dengan berapi-api, jebaklah para pembaca seolah ia sedang benar-benar berada dalam masa perjuangan kemerdekaan, jika sudah berhasil, berarti mading telah benar-benar berada dalam perannya, yakni membangun kesemangatan untuk memengaruhi pembaca secara positif.





5. Cinta Tanah Air









Seperti halnya pembahasan di atas,  sekali lagi, kemerdekaan bukanlah sesuatu yang dapat diraih dengan mudah, banyak pahlawan-pahlawan yang gugur, mereka terus melakukan perlawanan,  menganggkat senjata, hingga tak sedikit yang kehilangan nyawa karena memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia





Kemudian apakah kita juga harus mengangkat senjata? Tawuran? Ah, sekarang sudah tidak musimnya, bahkan hal tersebut bukan merupakan sesuatu yang terpuji, karena kita tidak seperti apa yang dilakukan oleh pahlawan untuk mempertahankan negara karena berada di zaman perang, sekarang peperangan sudah tidak ada lagi, maka renungilah pesan yang masih penting untuk kita hayati sekarang ini, benar, cinta tanah air.





Itulah pesan penting para pahlawan kepada generasi muda Indonesia di masa kini, tunjukkan dan bangkitkan rasa cinta tanah air kita.





Tentang mading, bisa saja rasa cinta tanah air ini dimunculkan melalui artikel atau liputan eksklusif, kita bisa meliput tentang orang-orang yang berprestasi, orang yang telah menyumbangkan  tenaga dan pikirannya untuk mengharumkan bangsa. Hal ini, bisa diperoleh dari berita-berita olahraga atau olimpiade keilmuan yang biasa digelar untuk para pelajar.





6. Kata “Merdeka!”









Selanjutnya adalah sesuatu yang dianggap sederhana namun tetap penting, yakni kata “Merdeka!” lengkap dengan tanda serunya agar mampu memberikan nuansa semangat. Ya, jangan lupa hal ini juga dilakukan oleh tim redaksi mading saat menyajikan artikel dan informasi tentang kemerdekaan.





Atau, jika tidak pada setiap sajian, kita bisa membubuhkannya di akhir kata pengantar redaksi, agar semua pembaca tahu, kita telah tiba dalam nuansa peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia.





Seperti itu teman, sudah sedikit tergambar bagaimana cara mading yang kita kelola turut berperan memeriahkan hari kemerdekaan bangsa? Atau jika masih ada ide di benak teman-teman, munculkan saja, jangan ragu, karena tentu itu akan lebih baik dari ulasan yang sederhana ini.